Sunday 9 October 2011

anak derhaka

Seorang anak tidak boleh menderhaka kepada kedua ibu bapanya kerna merekalah yang bersusah payah untuk menjaga kita dari kecil hingga dewasa.Karangan ini diambil daripada www.scribd.com.






Iman Anak Manusia Iman yang disumpah Allah PDF Print E-mail
Written by Abel   
Iman yang dimaksud disini bukan menyangkut besar atau kecilnya, sebab didalam Alkitab juga disebutkan ada Iman yang digambarkan sebesar biji sesawi yang bisa memindahkan gunung. Atau Iman sebesar imannya Perwira Kapernaum yang bisa menempatkan orang yang kita anggap kafir sekalipun, tiba-tiba saja mendapat kemurahan Tuhan.
Karena Yesus sendiri mengakui bahwa Iman sebesar yang dimiliki perwira tersebut, bahkan tidak pernah dijumpai (dimiliki), ada dikalangan umat pilihan saat itu. Berwujud kelayakan untuk duduk sehidangan dengan Abraham, Ishak dan Yakub (Lukas 7:9)
Iman dalam artian paling maximum, sebagai prioritas pilihan Allah, yang dijamin (disumpah oleh Allah), jika Dia tidak bermurah hati, tidak ada seorangpun manusia bisa / sanggup / tahan menerima Iman sejenis ini. Karena sifatnya yang sangat tersembunyi dan ketika dinyatakan kepada Manusia, bisa mengundang cemooh, ejekan, bila dipandang berdasarkan kacamata Iman dalam pandangan umum, terutama dikalangan orang-orang yang masih bergantung kepada tanda-tanda Mujizat, dan hal-hal yang berhubungan dengan segala sesuatu yang dipandang "baik' untuk kepentingan manusia (bahkan orang percaya sekalipun),
- Ibrani 4:3 "Sebab kita yang beriman, akan masuk ke tempat perhentian seperti yang Ia katakan:"Sehingga Aku bersumpah dalam murka-Ku: Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku," sekalipun pekerjaan-Nya sudah selesai  (Penciptaan benda-benda fana) sejak dunia dijadikan.

IMAN "ANAK MANUSIA" (Markus 8:31)
Kemudian mulailah Yesus mengajarkan kepada mereka, bahwa Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari.
Didalam Yohanes 2:23-24... juga ditemukan sebuah kebenaran, bahwa sekalipun Iman adalah bagian dari anugerah Allah, tetapi, berhubung masih kuatnya ketakutan kepada maut dipihak manusia, yang masih melekat dalam darah daging manusia, hampir sebagian besar umat Tuhan, dalam pandangan Tuhan, sesungguhnya ( iman) mereka masih sangat bergantung  kepada tanda-tanda Mujizat, atau dengan kata lain sesungguhnya mereka masih belum berada dalam kapasitas bisa dipercaya oleh Tuhan, untuk mengalami pendewasaan Iman itu sendiri.
Yohanes 2:23-24, Dan sementara Ia di Yerusalem selama hari raya Paskah, banyak orang percaya dalam nama-Nya, karena mereka telah melihat tanda-tanda yang diadakan-Nya. Tetapi Yesus sendiri tidak mempercayakan diri-Nya kepada mereka, karena Ia mengenal mereka semua,
Terkait dengan hal tersebut, yang harus kita pahami lebih dulu adalah, dipihak "manusia" sesungguhnya keselamatan dan kesempurnaan bukan  pengalaman instan 'sekali' saja lalu terjadi, kemudian secara otomatis bisa kita perlakukan sekehendak diri kita selama-lamanya, tanpa lagi mau memperhitungkan, perjalanan waktu, terutama menyangkut keadilan Tuhan melalui hukum-hukum-Nya yang sempurna. Melainkan  sebuah proses pertumbuhan yang terjadi dan dikerjakan terus menerus seumur hidup, terutama menyangkut pengakuan kita terhadap kedaulatan Allah.
Artinya, sekalipun kepada kita semua sudah diberi kuasa menjadi Anak-Anak Allah (Yohanes 1:14), kita tidak bisa begitu saja, apalagi dengan sengaja melupakan hal yang tidak kalah penting, bahwa Yesus jauh sebelum Dia datang kebumi, Dia sebagai Firman Allah, telah lebih dahulu melibatkan Abraham, Ishak dan Yakub (sebagai keturunan Adam), supaya dengan Iman mereka,  mereka juga ikut bertindak bersama Allah, untuk sesuatu yang sekarang sedang kita kerjakan, bila kita sungguh-sungguh hidup bersama Kristus dan bisa dipercaya oleh Kristus untuk suatu tujuan (Ibrani 11:40).

IMAN YANG TIDAK DITOLAK MANUSIA (Yohanes 6:66),
Mulai dari waktu itu banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia.
Ya, kalau kita mau jujur, iman jenis ini bukan iman yang bekerja dalam skala pikiran dan kehendak manusia yang cenderung dan potensial menentang segala sesuatu yang dianggapnya jahat, buruk dan bisa merugikan kepentingan-kepentingan sesaatnya, seperti yang pernah menimpa sebagian besar pengikut Yesus yang mengundurkan diri karena sudah terlanjur membiasakan diri hidup menurut apa yang mereka anggap, bisa tetap menguntungkan mereka, daripada susah-susah harus memilih untuk tetap tunduk dan taat pada rancangan keselamatan yang Allah sediakan melalui Kristus.  Seperti juga yang pernah dikatakan oleh Petrus, ketika Yesus mengingatkan kepadanya, segala sesuatu yang sebenarnya sudah lama tertulis didalam Kitab Taurat, bahwa Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak..."
Markus 8:32-33, Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia, katanya: "Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau."Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: "Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."
Yohanes 21:18 menjelaskan bahwa Iman pilihan Allah tersebut, adalah iman yang sangat berpotensi sekali disangkal oleh orang ber-Iman (ingat kegagalan para tokoh Iman, seperti Musa, Daud, Petrus dllnya) sekalipun, adalah Iman yang diberikan kepada mereka yang telah benar-benar matang ..., simak saja yang pernah Yesus katakan kepada Petrus didalam Yohanes 21:18,
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja kaukehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki.
Dalam banyak kasus tidak semua orang yang telah menerima janji keselamatan melalui Kristus pada akhirnya tetap bertahan dalam Imannya, beberapa dari mereka tiba-tiba saja bisa menjadi begitu patah arang dan berbalik membenci dan menganiaya mereka yang tetap memilih untuk tetap berIman kepada DIA si Pemberi Janji. Khususnya ketika kepada mereka,  secara bersamaan Tuhan perhadapkan ujian Iman yang lebih berat. Supaya tetap mengikuti Yesus, masuk kedalam penyangkalan diri, kedalam jalan yang semakin sempit dan ketat, dalam bentuk ganasnya sengat dosa, dengan segala cobaannya. Ada sebuah perasaan seolah-olah Allah berbalik memusuhi kita.
Sebuah perasaan yang pernah dirasakan oleh Yesus ketika Dia berdoa di taman Getsemani yang dicurahkanNya dalam bentuk permohonan doa kepada BapaNya:"Bapa, kalau boleh lalukan Cawan (murka) ini daripadaku, tapi...... Disinilah Poin tentang Iman pilihan Allah tersebut "biarlah kehendak-Mu jadilah"
Ironisnya menyangkut Iman jenis ini, lewat pengalaman pribadi saya.... pada realitasnya sudah menjadi sesuatu yang mudah dihafal, dikhotbahkan, seolah begitu mudahnya untuk dialami, tapi sesungguhnya jika tanpa Kristus, faktanya didalam keseharian kita, lebih banyak dimusuhi oleh pikiran kita sendiri, akibat sudah terlanjur akrab dengan bahasa Kasih favorit kita, meminjam istilah Yesus "ketika kamu muda kamu mengikat pinggangmu sendiri, dan kamu pergi ketempat yang kamu suka (kehendaki). ~Salam Sejahtera~

No comments:

Post a Comment